Rabu, 22 Oktober 2008

Pertemuan I
PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
oleh: Asep Nurjamin, M.Pd.

Pendekatan komunikatif mulai dikenal pada awal tahun 1970-an di Inggris. Pendekatan ini merupakan pionir dalam pembelajaran bahasa yang memulai menggunakan pendekatan yang benar-benar ditujukan untuk kepentingan pembelajaran yang terpisah dari Linguistik. Sebelumnya, pendekatan pembelajaran bahasa senantiasa diturunkan dari teori Linguistik tertentu seperti Strukturalisme.
Pada dasarnya, pendekatan komunikatif ini merupakan pendekatan pembelajaran bahasa yang lebih menekankan pembelajaran pada penguasaan kecakapan berbahasa daripada penguasaan struktur bahasa. Ahli-ahli pembelajaran di Inggris yang pertama mendukung gagasan ini di antaranya Christopher Chandlin dan Henry Widdowson sedangkan ahli Linguistik Fungsional Inggris yang mendukung gagasan ini adalah John Firth dan M.A.K. Halliday. Sosiolinguis Amerika yang mendukung gagasan ini di antaranya Dell Hymes, John Gumperz, dan William Labov sedangkan ahli filsafat Amerikanya adalah John Austin dan John Searle.
Salah satu prinsip pembelajaran bahasa menurut pandangan para ahli pendekatan Komunikatif dikemukakan oleh Canale dan Swain (1980), yang secara tegas mengatakan bahwa kemampuan berbahasa seorang anak itu sangat ditentukan oleh tingkat penguasaan kompetensi komunikatif, yang terdiri atas empat kompetensi yang meliputi: (1) kompetensi gramatikal, (2) kompetensi sosiolinguistik, (3) kompetensi kewacanaan, serta (4) kompetensi strategik. Setiap anak akan dapat berkomunikasi dalam bahasa tertentu apabila anak itu mnguasai empat kompetensi tersebut.
Kompetensi gramatikal yaitu pengetahuan dan kemampuan dalam bidang tatabunyi, kosakata, serta tatabahasa. Kompetensi sosiolinguistik menyangkut penguasaan memilih bentuk komunikasi yang sesuai dengan lawan bicara, tempat, suasana, saluran komunikasi, serta aspek lain yang harus dipertimbangkan dalam berkomunikasi. Kompetensi kewacanaan meliputi kemampuan memilih bentuk wacana yang sesuai dengan konteks komunikasi. Kompetensi strategik mencakup keberanian, rasa percaya diri, kemampuan berbagi peran dengan lawan bicara, pemanfaatan peluang untuk berbicara, dan sebagainya.
Pandangan lain tentang kompetensi komunikatif ini dikemukakan oleh Richards et al (1992:65). Menurutnya, kompetensi komunikatif itu meliputi: (1) pengetahuan tentang tatabahasa dan kosakata, (2) pengetahuan tentang tatabicara seperti kapan harus memulai atau mengakhiri pembicaraan, tofik apa yang pantas dibicarakan, dan sebagainya; (3) pengetahuan tentang bagaimana menggunakan dan member respon terhadap tindak tutur yang berbeda, seperti: meminta, memohon maaf, berterima kasih, mengundang, mengajak, atau merayu; (4) mengetahui cara menggunakan bahasa secara tepat dengan mempertimbangkan sopan santun, adat istiadat, kebiasaan, dan sebagainya.

Tidak ada komentar: